Search

Apple Buka Babak Baru Di Tengah Melemahnya Permintaan

Apple berharap untuk mengkompensasi melemahnya permintaan iPhone dengan menaikkan harga dari sebagian besar produk utamanya, namun strategi ini tampaknya telah menjadi bumerang setelah angka penjualan mengalami kemerosotan selama musim belanja saat liburan.

Laporan yang dirilis hari Selasa mengungkapkan skala penurunan penjualan iPhone – anjloknya penerimaan sebesar 15 persen dibandingkan tahun lalu. Penurunan angka penjualan ini membuat produk Apple yang paling menguntungkan sedikit mengalami penurunan untuk total penerimaan periode kuartal Oktober-Desember menjadi $20 miliar.

Sekarang, CEO Apple, Tim Cook harus mengatasi tantangan terberatnya sejak mengganti salah satu pendirinya, mendiang Steve Jobs, 7 tahun yang lalu. Bahkan dengan upayanya untuk meningkatkan angka penjualan iPhone, Cook juga harus membuktikan bila Apple tetap dapat berkembang pesat meskipun angka permintaannya tidak dapat kembali seperti dahulu.

Apple memperkirakan ini akan menjadi pertarungan yang sulit, dengan mempertimbangkan sahan Apple yang telah kehilangan sepertiga nilainya dalam waktu kurang dari empat bulan, yang menyebabkan pemegang sahamnya mengalami kerugian sekitar $370 miliar.

Cook menimbulkan kehebohan di Wall Street di awal Januari dengan mengungkapkan tingkat penerimaan perusahaan lebih rendah dari apa yang diproyeksikan perusahaan itu untuk pertama kalinya sejak 15 tahun. Terakhir kalinya hal ini terjadi, saat iPod mulai mengubah Apple.

“Ini adalah saat yang menentukan untuk Cook,” ujar analis dari Wedbush Securities, Daniel Ives. “Ia telah kehilangan kredibilitasnya di Wall Street, jadi sekarang ia harus berusaha untuk meminta dukungan dari orang lain saat perusahaan melangkah menuju babak baru.”

Hasil yang ditunjukkan untuk periode Oktober-Desember sedikit di atas ekspekstasi dari angka yang diprediksi kalangan analis setelah peringatan yang dikeluarkan oleh Cook tanggal 2 Januari. Disamping menurunnya tingkat keuntungan, angka penerimaan Apple juga mengalami penurunan sebesar 5 persen dibandingkan tahun lalu menjadi $84 miliar.

Ini menandai pertama kalinya sejak lebih dari dua tahun silam saat angka penerimaan per kuartal Apple mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Tergerusnya angka penjualan disebabkan oleh penurunan angka penjualan iPhone, dimana angka penjualannya merosot menjadi $52 miliar, atau lebih rendah $9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.

Angka penerimaan yang mengecewakan kuartal lalu telah mengintensifkan fokus pada prakiraan Apple untuk tiga bulan pertama tahun ini dimana para investor berusaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang angka penjualan iPhone hingga model-model terbarunya dirilis musim gugur mendatang.

Prediksi Apple untuk angka penerimaan periode Januari-Maret berkisar antara $55 miliar hingga $59 miliar. Kalangan analis yang disurvei oleh FactSet telah mengantisipasi bahwa angka penerimaan akan berkisar pada $59 miliar.

Para investor menyukai apa yang mereka baca dan dengar, sehingga membuat saham Apple dapat pulih akibat sejumlah kerugian yang dialami akhir-akhir ini. Saham ini mengalami peningkatan hampir 6 persen menjadi $163,50 dalam perpanjangan perdagangan saham setelah laporannya dipublikasikan.

“Kami tidak akan mengubah posisi dengan siapapun,” ujar Cook meyakinkan para analis dalam sebuah konferensi via telepon yang mengkaji performa kuartal yang lampau dan bulan-bulan mendatang.

Perusahaan tersebut tidak mengeluarkan angka prakiraan mengenai jumlah iPhone yang akan dijual, sesuatu yang telah dilakukan oleh Apple sejak produk pertamanya dipasarkan tahun 2007 dan mengubah masyarakat, serta teknologi.

Apple tidak lagi mengungkapkan berapa banyak iPhone yang dijual setelah berakhirnya kuartal ini, sebuah perubahan yang diumumkan oleh Cook bulan November lalu. Langkah yang tidak diharapkan itu meningkatkan kecurigaan bahwa Apple berusaha untuk menutupi melemahnya angka penjualan iPhone untuk periode mendatang – sebuah kekhawatiran yang disadari saat musim liburan.

Dari hasil pelacakan Cook, masalah yang dihadapi iPhone diakibatkan melemahnya ekonomi China, pasar kedua terbesar perusahaan itu setelah AS. Perusahaan itu juga menghadapi kompetisi yang lebih sengit di China, dimana perusahaan-perusahaan domestik seperti Huawei dan Xiaomi berhasil merebut hati para konsumen di negara dimana ponsel pintar memiliki fitur yang sama banyaknya dengan fitur iPhone dengan harga yang lebih terjangkau.

Meskipun perang dagang yang dipicu oleh Presiden Donald Trump tahun lalu telah merugikan China dan berpotensi untuk mendorong konsumen di sana untuk memboikot produk-produk AS, banyak analis percaya masalah yang dihadapi iPhone juga diakibatkan oleh berbagai permasalahan yang lain.

Di antara permasalahan itu adalah harga-harga produknya yang lebih mahal. Ponsel iPhone termahal dari Apple saat ini harganya mencapai $1.350 – untuk model-model yang tidak jauh lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya, yang tidak membuat konsumen ingin beralih ke model yang lebih baru hingga produk yang telah mereka miliki tidak lagi berfungsi. Apple juga memberi kesempatan bagi model lama iPhone dengan menawarkan untuk mengganti baterai-baterai yang melemah seharga $29, setara dengan potongan harga 70 persen.

“Siklus untuk membeli produk yang lebih baru menjadi lebih lama, sama sekali tidak ada keraguan tentang hal itu,” ujar Cook setuju.

Apple mengandalkan kepercayaan pada para investor bahwa perusahaan itu masih mampu untuk menghasilkan keuntungan besar dengan menawarkan beberapa layanan kepada 1,4 miliar pengguna produknya yang beroperasi di atas perangkat lunaknya.

Ini salah satu alasan mengapa Cook terus menerus meyakinkan akan pesatnya pertumbuhan divisi Apple yang mendapatkan komisi dari aplikasi berbayar, pemrosesan pembayaran, dan penjualan asuransi perangkat keras disamping jasa langganan distribusi musik. Apple Music saat ini memiliki lebih dari 50 juta pelanggan, atau berada di peringkat kedua setelah Spotify yang memiliki 87 juta pelanggan terhitung hingga bulan September tahun lalu.

Apple juga tengah mempersiapkan peluncuran layanan distribusi akses video dalam upayanya untuk bersaing dengan Netflix, meskipun Cook menyatakan ia belum siap untuk mengungkapkan rinciannya.

Penerimaan dari layanan perusahaan itu kuartal yang lalu meningkat 19 persen dari tahun lalu menjadi $10,9 miliar – lebih besar dari kategori manapun selain iPhone. [ww/ft]

Let's block ads! (Why?)


Baca Kelanjutan Apple Buka Babak Baru Di Tengah Melemahnya Permintaan : http://bit.ly/2GbMsOS

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Apple Buka Babak Baru Di Tengah Melemahnya Permintaan"

Post a Comment

Powered by Blogger.