Sepekan Jadi 'Anak Party' Karaoke Jaksel
Jakarta, CNN Indonesia -- Karaoke, karaoke, dan karaoke lagi. Linimasa jejaring sosial belakangan ini dipenuhi dengan poster promosi atau potret rangkuman malam karaoke di berbagai bar ibu kota.Demam karaoke massal ini kian menjangkiti sosial media belakangan ini, menjelang pergantian tahun.
Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com, setidaknya dalam sepekan mulai dari Jumat (29/11) hingga Sabtu (7/12), hampir setiap hari ditemukan suguhan acara karaoke yang diadakan di beberapa tempat hiburan malam di Jakarta. Saya pun penasaran untuk menjajal.
Perjalanan saya dimulai dengan mendatangi acara Karaoke Night yang dipandu Podcast Boker di The Moon Hotel Monopoli, Jakarta.
Dalam poster yang tertera, acara dimulai sekitar pukul 21.00 WIB. Datang tepat waktu, saya melihat pengunjung tampak masih malu-malu.
Hujan rintik sempat turun di area semi outdoor tersebut. Kursi-kursi di area luar masih dilipat. Baru sekitar pukul 23.00, beberapa dari mereka mulai berani turun ke area utama, dekat meja sang pemandu beraksi.
Mikrofon mulai diestafet, seolah untuk melengkapi pesona mereka yang ingin tampil layaknya seorang penyanyi andal.
Tak ada panggung khusus. Siapapun boleh unjuk gigi, sekalipun bernada sumbang juga tak akan ada yang akan menghakimi. Soal hafal atau tidak, tak menjadi masalah karena layaknya karaoke sungguhan, tersedia layar berisi lirik lagu yang sedang dimainkan.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
|
Di malam yang sama, ada "party" karaoke massal juga di Duck Down Pizza Party di bilangan Kemang. Karena dekat, saya penasaran untuk mampir, melihat Citra Partywara memimpin para pengunjung di bar tersebut.
Sudah diduga, lagu "Berharap Tak Berpisah" juga dibawakan. Pengunjung sontak bernyanyi lebih keras begitu lagu tersebut diputar. Mereka pun kebanyakan tak lagi malu-malu bernyanyi sambil berjoget hingga suara penghabisan.
Hingga akhirnya, seorang pria berkaus coklat muda naik ke atas podium berupa meja sound system di dekat sang pemandu. Pria ini bergegas begitu intro lagu "Sweet Disposition" milik The Temper Trap diputar. Entah sudah ia pesan atau memang kebetulan lagu ini tengah diputar.
"Sweeeeettt diiiispoooositiooon," teriaknya sembari memegang erat mikrofon, disambut gemuruh suara pengunjung lain yang mengikuti lirik lagu tersebut.
Suasana Duck Down kala malam karaoke. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
|
Tak puas bernyanyi satu lagu, pria itu kembali ke atas podium kecil. Kali ini, dia bernyanyi lagu milik Peterpan, "Mungkin Nanti".
Aksinya kemudian diikuti seorang perempuan yang menyanyikan lagu Coldplay, "Viva La Vida". Cahaya seadanya mungkin turut menjadi alasan pengunjung berani naik pentas.
Suasana kian panas setelah beberapa di antara mereka tampak sudah mabuk, tak peduli siapa yang bernyanyi atau menonton. Yang penting, kepuasan terpenuhi.
Semakin malam, keseruan kian terasa. Lagu yang diputar pun semakin asyik dinyanyikan bersama. Tak ada lelah di tengah mereka. Sesekali bahkan mereka menyempatkan untuk mengabadikan momen-momen tersebut lewat kamera ponsel.
Hal serupa saya temui ketika menyambangi malam karaoke di Lucy in the Sky beberapa hari kemudian selepas jam kerja.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Agniya Khoiri)
|
Saya lantas berbincang dengan salah satu di antaranya, yaitu Dion, karyawan IT di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Ke sini pengin ajojing aja, pengin ngelepas penat. Iya, nanti pagi harus kerja jam 07.00, tapi enggak ada masalah, sudah biasa," kata Dion.
Konsep karaoke di Lucy in the Sky ini agak berbeda dari yang digelar di Hotel Monopoli dan Duck Down Pizza Party. Konsep yang disuguhkan kali ini pertarungan karaoke dengan hadiah cukup menggiurkan, yaitu tiket Fuji Rock Festival di Jepang.
Bentuknya hampir sama, siapa pun dapat bernyanyi lagu apa pun yang diinginkan. Yang berbeda, mereka bernyanyi di atas sebuah panggung mini lengkap dengan 'standing mic' khusus.
Semula, acara ini tampak bak ajang pencarian bakat yang diikuti sejumlah penyanyi profesional. Namun, makin larut ternyata banyak juga penonton yang coba-coba atau sekadar melampiaskan keinginan bernyanyi.
Saya yang semula hanya memantau gerak-gerik penonton, akhirnya ikut bernyanyi dan larut. Rasanya, sama seperti berada di sebuah konser, di mana pengunjung lain bisa ikut bernyanyi bersama-sama.
Dari perjalanan saya ini, saya menemukan fakta unik bahwa pada akhir pekan, justru tak banyak acara karaoke. Entah karena banyak acara hiburan lain atau memang fenomena ini hanya marak di hari-hari kerja, di saat banyak orang berkumpul untuk melepas penat.
Pada Sabtu (7/11) lalu misalnya, acara karaoke yang ditemui hanyalah final dari Karaoke Battle di kawasan Senopati. Acara itu pun kurang membawa esensi karaoke bersama.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
|
Saya pun mencoba beralih ke beberapa bar di sekitarnya, seperti Holywings, Ms. Jackson, Duck Down Bar, hingga terakhir kembali Duck Down Pizza Party.
Namun, bar-bar tersebut ternyata menggelar acara live music atau penampilan DJ. Musik yang diputar pun kebanyakan tak cukup populer dengan nomor-nomor yang saya dengar di acara-acara karaoke sebelumnya.
Seorang petugas di Duck Down yang saya temui mengatakan bahwa acara karaoke di tempat mereka memang rutin dilaksanakan hanya pada Senin hingga Kamis. Penelusuran pun saya sudahi sampai di sana. (has/has)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sepekan Jadi 'Anak Party' Karaoke Jaksel"
Post a Comment